Definisi Ruqyah
Makna ruqyah secara terminologi adalah al-'udzah yg digunakan utk melindungi orang yg terkena penyakit seperti panas krn disengat binatang, kesurupan, dan yg lainnya....
Secara terminologi ruqyah terkadang disebut pula dgn 'azimah.
Al-Fairuz Abadi berkata: ''Yang dimaksud 'azimah-'azimah adalah ruqyah-ruqyah.
Sedangkan ruqyah yaitu ayat-ayat Al-Qur'an yg dibacakan terhadap orang2 yg terkena berbagai penyakit dgn mengharap kesembuhan.''
Sedangkan ruqyah yaitu ayat-ayat Al-Qur'an yg dibacakan terhadap orang2 yg terkena berbagai penyakit dgn mengharap kesembuhan.''
Adapun makna ruqyah secara etimologi syariat adlah doa dan bacaan-bacaan yg mengandung permintaan tolong dan perlindungan kepada Alloh utk mencegah atau mengangkat bala/penyakit...
Terkadang doa atau bacaan itu disertai dgn sebuah tiupan dari mulut ke kedua telapak tangan atau anggota tubuh orang yg meruqyah atau yg diruqyah.
Tentu ruqyah yg paling utama adalah doa dan bacaan yg bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Ruqyah di Masa Jahiliyyah
Setiap manusia yg mengerti kemaslahatan tentu selalu ingin menjaga kesehatan tubuh dan jiwanya.
Barangsiapa bisa memenuhi keinginan ini berarti karunia Alloh Ta'ala utk diri cukup besar.
Barangsiapa bisa memenuhi keinginan ini berarti karunia Alloh Ta'ala utk diri cukup besar.
Sehingga wajar jika pengobatan ruqyah telah dikenal secara luas di tengah masyarakat jahiliyyah.
Ruqyah adalah salah satu cara pengobatan yg mereka yakini dapat menyembuhkan penyakit dan menjaga kesehatan...
Ruqyah adalah salah satu cara pengobatan yg mereka yakini dapat menyembuhkan penyakit dan menjaga kesehatan...
Kala itu ruqyah digunakan utk mengobati berbagai penyakit seperti tersengat binatang berbisa, terkena sihir, kekuatan 'ain dan lainnya...
Namun yg disayangkan ruqyah sering menjadi media utk penyebarluasan berbagai kesyirikan di kalangan mereka. Pengobatan ruqyah yg dilakukan tdk luput dari pelanggaran syariat.
Di antaranya adalah pengakuan mengetahui perkara ghaib, menyekutukan Alloh, menyandarkan diri kepada selain Alloh, dan berlindung kepada jin, dan lain-lain.....
Di antaranya adalah pengakuan mengetahui perkara ghaib, menyekutukan Alloh, menyandarkan diri kepada selain Alloh, dan berlindung kepada jin, dan lain-lain.....
Setelah Islam datang,,
seluruh ruqyah dilarang oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam kecuali yg tdk mengandung kesyirikan.
seluruh ruqyah dilarang oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam kecuali yg tdk mengandung kesyirikan.
Islam mengajarkan kaum muslimin utk berhati-hati dlm menggunakan ruqyah.
Sehingga mereka tdk terjatuh ke dlm pengobatan ruqyah yg mengandung bid'ah atau syirik...
Sehingga mereka tdk terjatuh ke dlm pengobatan ruqyah yg mengandung bid'ah atau syirik...
'Auf bin Malik radhiallahu 'anhu berkata:
كُنَّ نَرْقِي فِي الْجَاهِلِيَّةِ فَقُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، كَيْفَ تَرَى فِي ذَلِكَ؟ فَقَالَ: اعْرِضُوْا عَلَيَّ رُقَاكُمْ لاَ بَأْسَ بِالرُّقَى مَا لَمْ يَكُنْ فِيْهِ شِرْكٌ
''Dahulu kami meruqyah di masa jahiliyyah. Lalu kami bertanya: 'Wahai Rasulullah bagaimana pendapatmu tentang hal itu..???'
Beliau menjawab: 'Tunjukkan kepadaku ruqyah-ruqyah kalian... Ruqyah-ruqyah itu tdk mengapa selama tdk mengandung syirik'.''
Kebanyakan manusia terpedaya dgn penampilan 'Shaleh' dari orang yg meruqyah...
Sehingga mereka tdk lagi memperhatikan tata cara dan isi ruqyah yg dibacakan...
Sehingga mereka tdk lagi memperhatikan tata cara dan isi ruqyah yg dibacakan...
Asy-Syaikh Shalih bin 'Abdul 'Aziz Alus-Syaikh hafizhahullah berkata:
''Penyebaran kesyirikan banyak terjadi di negeri-negeri Islam melalui para tabib orang yg mengobati dgn ramu-ramuan dan mengobati dgn Al-Qur'an.
Ibnu Bisyr menyebutkan pada permulaan Tarikh Najd di antara faktor penyebab tersebar kesyirikan di negeri Najd adalah keberadaan para tabib dan ahli pengobatan dari orang2 Badui di berbagai kampung sewaktu musim buah...
Manusia membutuhkan mereka utk keperluan meruqyah dan pengobatan. mka mereka memerintahkan manusia dgn kesyirikan dan cara-cara yg tdk disyariatkan..''
''Penyebaran kesyirikan banyak terjadi di negeri-negeri Islam melalui para tabib orang yg mengobati dgn ramu-ramuan dan mengobati dgn Al-Qur'an.
Ibnu Bisyr menyebutkan pada permulaan Tarikh Najd di antara faktor penyebab tersebar kesyirikan di negeri Najd adalah keberadaan para tabib dan ahli pengobatan dari orang2 Badui di berbagai kampung sewaktu musim buah...
Manusia membutuhkan mereka utk keperluan meruqyah dan pengobatan. mka mereka memerintahkan manusia dgn kesyirikan dan cara-cara yg tdk disyariatkan..''
Hukum Ruqyah
Ruqyah telah dikenal oleh masyarakat jahiliyyah sebelum Islam...
Tetapi kebanyakan ruqyah mereka mengandung kesyirikan.
Tetapi kebanyakan ruqyah mereka mengandung kesyirikan.
Padahal Islam datang utk mengenyahkan segala bentuk kesyirikan...
Alasan inilah yg membuat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melarang para shahabat radhiallahu 'anhum utk melakukan ruqyah.
Alasan inilah yg membuat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melarang para shahabat radhiallahu 'anhum utk melakukan ruqyah.
Kemudian beliau membolehkan selama tdk mengandung kesyirikan.
Beberapa hadits telah menjelaskan kepada kita tentang fenomena di atas.
Di antaranya:
1. Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu 'anhu bahwa beliau berkata: ''Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
Di antaranya:
1. Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu 'anhu bahwa beliau berkata: ''Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الرُّقَى وَالتَّمَائِمَ وَالتِّوَلَةَ شِرْكٌ
''Sesungguhnya segala ruqyah tamimah dan tiwalah adalah syirik.''
2. Dari 'Auf bin Malik Al-Asyja'i radhiallahu 'anhu bahwa beliau berkata:
كُنَّ نَرْقِي فِي الْجَاهِلِيَّةِ فَقُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، كَيْفَ تَرَى فِي ذَلِكَ؟ فَقَالَ: اعْرِضُوْا عَلَيَّ رُقَاكُمْ لاَ بَأْسَ بِالرُّقَى مَا لَمْ يَكُنْ فِيْهِ شِرْكٌ
Dahulu kami meruqyah di masa jahiliyyah. Lalu kami bertanya: ''Wahai Rasulullah bagaimana pendapatmu tentang hal itu?''
Beliau menjawab: ''Tunjukkan kepadaku ruqyah-ruqyah kalian. Ruqyah-ruqyah itu tdk mengapa selama tdk mengandung syirik.''
3. Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu 'anhu bahwa beliau berkata:
نَهَى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الرُّقَى فَجَاءَ آلُ عَمْرِو بْنِ حَزْمٍ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالُوا: إِنَّهُ كَانَتْ عِنْدَنَا رُقْيَةٌ نَرْقِي مِنَ الْعَقْرَبِ وَإِنَّكَ نَهَيْتَ عَنِ الرُّقَى. قَالَ: فَعَرَضُوْهَا عَلَيْهِ. فَقَالَ: مَا أَرَى بَأْسًا، مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يَنْفَعَ أَخَاهُ فَلْيَنْفَعْهُ
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melarang dari segala ruqyah...
Lalu keluarga 'Amr bin Hazm datang kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Mereka berkata: ''Wahai Rasulullah sesungguhnya kami dahulu memiliki ruqyah yg kami pakai utk meruqyah sengatan kalajengking.
Tetapi engkau telah melarang dari semua ruqyah.''
Mereka lalu menunjukkan ruqyah itu kepada beliau.
Beliau bersabda: ''Tidak mengapa barangsiapa di antara kalian yg mampu memberi kemanfaatan bagi saudara mka hendak dia lakukan.''
4. Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhu beliau berkata:
كَانَ لِيْ خَالٌ يَرْقِي عَنِ الْعَقْرَبِ، فَنَهَى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الرُّقَى. قَالَ: فَأَتَاهُ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، إِنَّكَ نَهَيْتَ عَنِ الرُّقَى وَأَنَا أَرْقِي مِنَ الْعَقْرَبِ فَقَالَ: مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يَنْفَعَ أَخَاهُ فَلْيَفْعَلْ
''Dahulu pamanku meruqyah krn sengatan kalajengking.
Sementara Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melarang dari segala ruqyah. mka pamanku mendatangi beliau lalu berkata: 'Wahai Rasulullah sesungguhnya engkau melarang dari segala ruqyah dan dahulu aku meruqyah krn kalajengking.'
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pun bersabda: 'Barangsiapa di antara kalian yg mampu memberi manfaat bagi saudara mka hendaklah ia lakukan.''
5. Dari 'Ubadah bin Ash-Shamit radhiallahu ‘anhu beliau berkata:
كُنْتُ أَرْقِي مِنْ حُمَةِ الْعَيْنِ فِي الْجَاهِلِيَّةِ. فَلَمَّا أَسْلَمْتُ ذَكَرْتُهَا لِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: اعْرِضْهَا عَلَيَّ. فَعَرَضْتُهَا عَلَيْهِ، فَقَالَ: ارْقِ بِهَا فَلاَ بَأْسَ بِهَا
''Di masa jahiliyyah dulu aku meruqyah krn kalajengking dan 'ain . Tatkala aku masuk Islam aku memberitahukan kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: '‘Perlihatkan ruqyah itu kepadaku..!!''
Lalu aku menunjukkan kepada beliau.
Beliau pun bersabda:''Pakailah utk meruqyah krn tdk mengapa menggunakannya'.''
6. Dari Syifa' bintu Abdullah radhiallahu 'anha:
أَنَّهَا كَانَتْ تُرْقِي فِي الْجَاهِلِيَّةِ، فَلَمَّا جَاءَ اْلإِسْلاَمُ، قَالَتْ: لاَ أَرْقِي حَتَّى اسْتَأْذَنَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. فَأَتَيْتُهُ فَاسْتَأْذَنْتُهُ. فَقَالَ عَنْهَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ارْقِي مَا لَمْ يَكُنْ فِيْهَا شِرْكٌ
''Dahulu dia meruqyah di masa jahiliyyah. Setelah kedatangan Islam mk dia berkata: 'Aku tdk meruqyah hingga aku meminta izin kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.'
Lalu dia pun pergi menemui dan meminta izin kepada beliau.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadanya: 'Silahkan engkau meruqyah selama tdk mengandung perbuatan syirik'..''
Demikianlah mereka melakukan ruqyah di masa jahiliyyah...
Ruqyah mereka mengandung perbuatan syirik sehingga dilarang Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam....
Ruqyah mereka mengandung perbuatan syirik sehingga dilarang Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam....
Kemudian beliau membolehkan bagi mereka selama tdk mengandung kesyirikan...
Beliau membolehkan krn ruqyah itu bermanfaat bagi mereka dlm banyak hal...
Beliau membolehkan krn ruqyah itu bermanfaat bagi mereka dlm banyak hal...
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullahu berkata:
''Para ulama telah bersepakat tentang boleh ruqyah ketika terpenuhi tiga syarat:
1. Menggunakan Kalamullah atau nama-nama dan sifat-Nya.
2. Menggunakan lisan Arab atau yg selain selama makna diketahui.
3. Meyakini bahwa ruqyah tdk berpengaruh dgn sendirinya, namun dgn sebab Dzat Alloh Subhanahu wa Ta'ala.
''Para ulama telah bersepakat tentang boleh ruqyah ketika terpenuhi tiga syarat:
1. Menggunakan Kalamullah atau nama-nama dan sifat-Nya.
2. Menggunakan lisan Arab atau yg selain selama makna diketahui.
3. Meyakini bahwa ruqyah tdk berpengaruh dgn sendirinya, namun dgn sebab Dzat Alloh Subhanahu wa Ta'ala.
Mereka berselisih mengenai tiga hal di atas bila dijadikan sebagai syarat. Yang kuat adalah pendapat yg mengharuskan utk memenuhi tiga syarat yg disebutkan.''
Dengan penjelasan di atas berarti segala ruqyah yg tdk memenuhi tiga syarat itu tdk diperbolehkan.
Jika kita rinci ada tiga jenis ruqyah yg tdk diperbolehkan:
1. Ruqyah yg mengandung permohonan bantuan dan perlindungan kepada selain Alloh Ta'ala.
Ruqyah-ruqyah seperti ini sering dipakai oleh para dukun tukang sihir dan paranormal.
Mereka memohon bantuan dan perlindungan dgn menyebut nama-nama jin,malaikat,nabi, dan orang shaleh....
Terkadang mereka melakukan kesyirikan ini dgn kedok agama...
Banyak orang awam yg terkecoh dgn penampilan sebagian mereka yg memakai atribut agama...
Padahal ruqyah yg mereka lakukan dan ajarkan berbau mistik serta sarat dgn kesyirikan...
Jika kita rinci ada tiga jenis ruqyah yg tdk diperbolehkan:
1. Ruqyah yg mengandung permohonan bantuan dan perlindungan kepada selain Alloh Ta'ala.
Ruqyah-ruqyah seperti ini sering dipakai oleh para dukun tukang sihir dan paranormal.
Mereka memohon bantuan dan perlindungan dgn menyebut nama-nama jin,malaikat,nabi, dan orang shaleh....
Terkadang mereka melakukan kesyirikan ini dgn kedok agama...
Banyak orang awam yg terkecoh dgn penampilan sebagian mereka yg memakai atribut agama...
Padahal ruqyah yg mereka lakukan dan ajarkan berbau mistik serta sarat dgn kesyirikan...
2. Ruqyah dgn bahasa 'ajam atau sesuatu yg tdk dipahami maknanya.
Mayoritas ruqyah yg berbahasa 'ajam mengandung penyebutan nama-nama jin permintaan tolong kepada mereka dan sumpah dgn nama orang yg mengagungkannya....
Oleh krn itu para setan segera menyambut dan menaati orang yg membacanya..
Keumuman ruqyah yg tersebar di tengah manusia dan tdk menggunakan bahasa Arab banyak mengandung syirik. Demikian yg ditegaskan oleh Syaikhul Islam.
Asy-Syaikh Hafizh Al-Hakami berkata: ''Adapun ruqyah yg tdk memakai lafadz-lafadz Arab tdk diketahui makna tdk masyhur dan tdk didapatkan dlm syariat sama sekali mk bukanlah perkara yg datang dari Alloh Ta'ala dan tidaklah berada dlm naungan Al-Quran dan As-Sunnah.
Bahkan hal itu merupakan bisikan setan kepada para walinya.
Mayoritas ruqyah yg berbahasa 'ajam mengandung penyebutan nama-nama jin permintaan tolong kepada mereka dan sumpah dgn nama orang yg mengagungkannya....
Oleh krn itu para setan segera menyambut dan menaati orang yg membacanya..
Keumuman ruqyah yg tersebar di tengah manusia dan tdk menggunakan bahasa Arab banyak mengandung syirik. Demikian yg ditegaskan oleh Syaikhul Islam.
Asy-Syaikh Hafizh Al-Hakami berkata: ''Adapun ruqyah yg tdk memakai lafadz-lafadz Arab tdk diketahui makna tdk masyhur dan tdk didapatkan dlm syariat sama sekali mk bukanlah perkara yg datang dari Alloh Ta'ala dan tidaklah berada dlm naungan Al-Quran dan As-Sunnah.
Bahkan hal itu merupakan bisikan setan kepada para walinya.
Sebagaimana firman Alloh Ta'ala:
وَإِنَّ الشَّيَاطِيْنَ لَيُوْحُوْنَ إِلَى أَوْلِيَائِهِمْ لِيُجَادِلُوْكُمْ
''Dan sesungguh para setan mewahyukan kepada wali-wali mereka utk mendebat kalian.''
Ruqyah semacam inilah yg dimaksud Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dlm sabdanya:
إِنَّ الرُّقَى وَالتَّمَائِمَ وَالتِّوَلَةَ شِرْكٌ
إِنَّ الرُّقَى وَالتَّمَائِمَ وَالتِّوَلَةَ شِرْكٌ
''Sesungguh segala ruqyah tamimah dan tiwalah adalah syirik.''
Hal itu krn orang yg mengucapkan tdk mengetahui apakah ruqyah menggunakan nama-nama Alloh Ta'ala,para malaikat atau para setan..
Dia pun tdk mengetahui apakah di dlmnya terdapat kekafiran atau keimanan, kebenaran atau kebatilan, kemanfaatan atau mara bahaya,,
dan apakah itu ruqyah ataukah sihir....
Dia pun tdk mengetahui apakah di dlmnya terdapat kekafiran atau keimanan, kebenaran atau kebatilan, kemanfaatan atau mara bahaya,,
dan apakah itu ruqyah ataukah sihir....
Demi Alloh mayoritas manusia benar-benar tenggelam dlm berbagai malapetaka ini. Mereka menggunakannya dgn bentuk yg cukup banyak dan jenis yg beraneka ragam...''
(Kitab Ahkam Ar-Ruqa wa At-Tama'im karya Dr.Fahd As-Suhaimi)
0 komentar:
Posting Komentar